Jakarta,Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, 17 Maret 2013, diwarnai kericuhan. 18
pengurus provinsi (Pengrov) menuntut masuk ke dalam area kongres meski
tidak masuk dalam daftar peserta KLB PSSI.Kericuhan di Hotel
Borobudur, Jakarta Pusat, diawali sekitar pukul 10.35 WIB saat 18
caretaker memaksa masuk ke ruang kongres. Karena tidak memiliki id card,
mereka pun ditahan oleh para keamanan. KLB sendiri telah dibuka oleh Menpora Roy SUryo dan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin.
Namun, merasa sebagai pemilik suara yang sah. Mereka pun tetap memaksa masuk. "Tolong ada pertanggung jawaban dari Djohar Arifin Husin. Kami adalah peserta kongres yang sah, karena punya Surat Keputusan yang ditandatangani Djohar. Kami minta mereka berikan SK ini pada FIFA," teriak salah satu wakil PSSI Kalimantan Timur.
Langkah mereka pun kembali dihalau oleh pihak keamanan dengan baju safari dan batik. Bentrokan pun tak terelakan. Pihak keamanan sempat terlibat aksi dorong dengan wakil-wakil Pengrov caretaker itu.
Tapi, ketegangan meluas setelah salah satu Pengrov caretaker berteriak "Wartawan provokator". Sontak, awak media yang meliput kesal dan balik berteriak pada ke-18 pengprov itu.
18 pengurus provinsi (pengprov) yang mengalami dualisme memang terus menuntut hak mereka untuk hadir di kongres. Bahkan tiga hari lalu ada yang mengancam akan mengacaukan kongres jika keinginan mereka tidak dipenuhi.
Namun, merasa sebagai pemilik suara yang sah. Mereka pun tetap memaksa masuk. "Tolong ada pertanggung jawaban dari Djohar Arifin Husin. Kami adalah peserta kongres yang sah, karena punya Surat Keputusan yang ditandatangani Djohar. Kami minta mereka berikan SK ini pada FIFA," teriak salah satu wakil PSSI Kalimantan Timur.
Langkah mereka pun kembali dihalau oleh pihak keamanan dengan baju safari dan batik. Bentrokan pun tak terelakan. Pihak keamanan sempat terlibat aksi dorong dengan wakil-wakil Pengrov caretaker itu.
Tapi, ketegangan meluas setelah salah satu Pengrov caretaker berteriak "Wartawan provokator". Sontak, awak media yang meliput kesal dan balik berteriak pada ke-18 pengprov itu.
18 pengurus provinsi (pengprov) yang mengalami dualisme memang terus menuntut hak mereka untuk hadir di kongres. Bahkan tiga hari lalu ada yang mengancam akan mengacaukan kongres jika keinginan mereka tidak dipenuhi.
0 komentar:
Posting Komentar